Selasa, 30 Desember 2008

Resolute Resolution for 2009

Resolute Resolution for 2009

Resolusi yang hampir dapat dipastikan untuk tahun 2009. Pasti BISA dijalani dan memang HARUS!

Detik-detik menuju tahun yang baru sudah di depan mata. Namun, saya masih saja direpotkan dengan masalah-masalah ”lama” yang tak kunjung terselesaikan. Entah itu kemalasan untuk menyelesaikan skripsi, kisah cinta yang rahasia atau sekadar masalah tuntutan dari masyarakat untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Masalah yang terakhir itu bukan masalah untuk naik ke’singgasana pelaminan’ lho! Tapi, lebih kepada pelaksanaan siklus hidup manusia: setelah menyelesaikan sekolah, naik kelas ke jenjang pekerjaan.

Saya bukanlah orang yang tidak suka dengan ”meja” kantor. Namun, kadang-kadang saya merasa takut. Takut untuk mengganti status saya sebagai ”pelajar/mahasiswa” menjadi anggota pencari pekerjaan. Saya masih bingung dengan kolom ”pekerjaan” saya bila saya harus memperpanjang Kartu Tanda Penduduk. Seharusnya, saya tidak perlu meragukan kredibilitas saya sebagai seorang fresh graduate yang berkualitas. Semakin saya meragukan kualitas saya, maka begitu pula yang terjadi pada orang lain yang akan memandang saya.

Selain itu, saya juga masih tidak tahu apa tujuan dari hubungan yang saya jalin sekarang ini. Entah hubungan pertemanan, persahabatan dan percintaan. Apakah hubungan-hubungan tersebut hanya sebagai pengisi hidup belaka? Atau memang sudah saya tentukan sebagai sebuah penjembatan menuju masa depan yang saya tuju?

Hal yang pula mengusik benak saya adalah: Keidealan apa yang saya paling inginkan? Ada banyak konsep ideal dalam benak saya. Namun, apabila saya pikir matang-matang, seluruh konsep tersebut tidak dapat saya nyatakan dalam kurun waktu yang sama—meskipun saya selalu berpikir optimis: Saya PASTI dapat mewujudkan segala impian saya. Apabila saya mewujudkan seluruh konsep tersebut, hasilnya hanyalah sebuah ketidakfokusan dalam arah hidup.

Baik. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam hidup, saya rasa hal yang paling benar adalah membuat sebuah penyelesaian kembali atau resolusi. Sebelum detik-detik 2008 habis dan berganti menjadi detik 2009, saya harus menentukan: mau kemana saya membawa hidup saya.

Pada awal tahun 2009, saya akan menyelesaikan hal yang memang harus diselesaikan sebagai seorang mahasiswa. Skripsi. Skripsi yang sudah saya rajut selama enam bulan, harus segera diselesaikan dan pasti selesai pada awal tahun 2009. Selanjutnya, saya akan mempererat hubungan-hubungan yang sudah saya jalin dan mengetahui ke arah mana hubungan tersebut akan saya bawa. Akhirnya, saya akan mengejewantahkan konsep-konsep ideal yang saya imajinasikan dalam bentuk yang konkret. Selain itu, apalagi kalau bukan menyadari bahwa kita harus memperbaiki segala kesalahan yang telah kita perbuat di tahun sebelumnya dan melanjutkan siklus hidup sebagai sesosok manusia.

Hal yang akan tetap saya pegang dari tahun ke tahun adalah: Keep Thinking Optimist!
Tak ada yang mustahil ketika kita mengatakan pada diri sendiri: ”Saya pasti bisa menuaikan hal tersebut.

Quote : Yesterday is a history
              Tomorrow is a mystery
              Today is a gift. That is why we called it present.


Siap dengan “misteri-misteri” yang akan hadir di tahun depan?

*Christine Evans